Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK). Kondisi gagal tumbuh pada anak balita disebabkan oleh kekurannya asupan gizi dalam waktu lama serta terjadinya infeksi berulang. Stunting masih menjadi masalah yang menghambat pembangunan di Indonesia, sehingga pemerintah menjadikan penanganan stunting menjadi program prioritas negara. Kabupaten Purwakarta menjadi salah satu daerah dengan prevelensi stunting yang masih cukup tinggi yaitu sebesar 20,4% menurut data dari SSGI tahun 2021. Permasalahan ini menjadi perhatian khusus bagi pemerintah kabupaten Purwakarta, khususnya pada desa cijunti dijadwalkan program penanganan dan pencegahan stunting. Berbagai upaya dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat telah dilakukan oleh jajaran Pemkab Purwakarta untuk menurunkan angka stunting di wilayah tersebut. Mulai dari melibatakan pejabat sebagai bapak dan ibu asuh hingga ke tingkat camat, Duta Genre, TNI-Polri, Ormas hingga penguatan program Bangga Kencana di desa-desa. Dan pada kesempatan kali ini Praja IPDN dapat terlibat dalam pencegahan stunting tersebut disaat melakukan kegiatan Bhakti Karya Praja di Purwakarta.
Upaya stunting di Kabupaten Purwakarta meliputi pola asuh, pola makan, dan sanitasi maka diperlukan adanya pengasuh untuk memantau perkembangan anak di Kabupaten Purwakarta. Dapat kita ketahui, Bapak asuh stunting di Kabupaten Purwakarta yaitu Komandan Kodim 0619 Purwakarta. Selain itu, perlu adanya bantuan nutrisi atau gizi dari berbagai stakeholder dalam rangka memenuhi nutrisi dan gizi anak mulai dari bayi belum lahir ke dunia hingga 100 hari bayi lahir ke dunia. Hal ini dapat di lihat dari tingkat partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan kegiatan posyandu dari sasaran balita yang tercatat dalam aplikasi E-PPGBM (Electronic Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat) sebanyak 76.319 balita dilaporkan 86 persen atau 65.429 balita ditimbang merupakan tingkat partisipasi yang sangat baik dari masyarakat, kondisi ini harus dapat dimanfaatkan oleh seluruh petugas di lapangan untuk dapat mendeteksi, menemukan dan melakukan tindaklanjut terhadap kasus secara spesifik.
Stunting di desa Cijunti merupakan salah satu dari 30 desa yang menjadi lokus dalam penanganan dan pencegahan stunting, semoga kedepannya angka stunting di desa cijunti dapat menurun dan gizi anak menjadi lebih baik dengan adanya kegiatan posyandu yang dilaksanakan tiap bulan.
Tinggalkan Komentar
Email anda tidak akan ditampilkan. Harap isi semua yang bertanda *